Linode Masuk Perang Tarif VPS Murah

Selama ini Linode seperti menahan diri untuk tidak ikut berjibaku di aréna pertempuran VPS murah bertarif $5/bulan dari 7 raksasa Internet Hosting Service (IHS) kelas Dunia yaitu Linode, Microsoft Azure, Digital Ocean, Amazon Lightsail, Vutr, Google Cloud Platform, dan OVH. Padahal Linode (gabungan dari kata Linux dan Node) adalah perusahaan besar dan paling sénior bila dibandingkan dengan 6 pesaing lainnya. Linode didirikan sejak tahun 2003 dan mempunyai karyawan sekitar 70 orang. Sebagai informasi, virtualisasi yang membagi sebuah sérver menjadi seolah-olah terdiri dari beberapa sérver ditemukan tahun 2001 saat diperkenalkan VMware ESX Server tahun 2001.

Sejak 14 Fébruari 2017, tarif termurah Linode tidak $10 lagi, tapi $5/bulan. Tak tanggung-tanggung, Linode pun menaikkan RAM dari 512 MB seperti yang ditawarkan IHS lain menjadi 1 GB, mengungguli Vultr yang sempat menjadi raja dengan 768 MB. Melihat ini, tanggal 1 Maret 2017 Vultr pun menaikkan RAM-nya sehingga menjadi sama yaitu 1 GB. Pertempuran pun menjadi semakin seru.

Berikut ini tabel perbandingannya.

$5/bulan Amazon Lightsail Digital Ocean Linode Vultr
RAM 512 MB 512 MB 1 GB 1 GB
Prosesor 1 Core 1 Core 1 Core 1 Core
Disk space 20 GB 20 GB 20 GB 25 GB
Data transfer 1 TB 1 TB 1 TB 1 TB

Tampak di atas, Vultr sekilas lebih memberikan banyak, terutama pada disk space. Tapi dari pengalaman saya, Vultr memblok port SMTP (misalnya port 25, 587 dan 465) sehingga kita tidak bisa mengirim surél (email). Untuk membuka port yang diblok, kita harus mengisi surat pernyataan dan mengirimkan foto KTP atau tanda pengenal lainnya. Lumayan merépotkan.

Sebenarnya, nun jauh di sana, di belahan Eropa dan Canada, OVH adalah IHS “dermawan”. Dengan menambah $2 atau menjadi $7/bulan, kita sudah bisa mendapat VPS dengan RAM 4 GB. Saya ulang: Empat Giga bro! Sangat cukup untuk membangun Moodle yang rakus RAM atau untuk membangun sérver surél. Tapi sayang, OVH belum mempunyai data center di Singapura. Lagi pula tikét (permintaan dukungan) sering dibalas setelah 2 hari, suatu durasi yang terbilang lambat untuk perusahaan kelas Dunia. Kekurangan lain dari OVH adalah panél kontrolnya yang ribet. Kita tidak bisa menghapus VPS seperti pesaing-pesaing lainnya. Bila ingin menghapus VPS, tagihan bulan berikut jangan dibayar. Tunggu sampai VPS dihapus oléh OVH. Maka… lupakan saja OVH.

PENUTUP

Jelas, kita sebagai konsumen-lah yang diuntungkan dari perang tarif ini. Apalagi para raksasa ini juga mempunyai data center di Singapura. Seperti kita ketahui, Infrastruktur di Singapura lebih baik bila dibandingkan dengan Indonésia.

Mengapa sebagian besar praktisi IT memilih memakai VPS? Karena dengan VPS, kita seolah-olah mempunyai sérver sendiri. Sistem Operasi bisa dipilih sendiri apakah mau memakai Linux Ubuntu, Debian, CentOS, atau bahkan Windows. RAM-nya pun dijamin hanya sérver kita lah yang memakai. Ini berbéda dengan Shared Web Hosting di mana satu sérver dipakai beramai-ramai oléh beberapa akun, sehingga bila ada tetangga yang situs webnya sibuk, maka situs web kita pun bisa terkena dampak lélétnya, atau pada skénario tertentu bisa tertular virus dari situs web tetangga sebelah.

Kekurangannya adalah pengguna VPS harus lebih menguasai Sistem Operasi. Tidak ada dukungan cara menginstall web server, MySQL, PHP, dan web control panel. Tapi jangan khawatir, pemula yang ingin belajar VPS bisa belajar bersama dengan saya di blog ini. 🙂

Web Hosting

Leave a Reply