Menginstal Aplikasi Sister Ristek Dikti Tanpa VirtualBox

Satu pekan yang lalu saya ditugasi memasang (menginstall / menginstal) aplikasi Sister RistekDikti (Ristek Dikti) untuk suatu kampus kecil. Kebetulan di kampus tidak ada Public IP Address. Bila ada Public IP Address, tentu sekarang di kampus telah ada satu komputer yang dijadikan server, yang di dalamnya terinstal sistem operasi Windows atau Linux dan Oracle VM VirtualBox. Tapi karena tidak ada Public IP Address, maka saya harus “memutar otak” untuk mengakalinya. Sempat dicoba Ngrok. Tapi karena alamat Ngrok selalu berubah secara berkala (karena saya memakai versi gratis), tentu ini akan menyulitkan bapak dan ibu dosen.

Oke. Lupakan memasang server di dalam kampus. Gunakan Plan B, yaitu memakai server di luar kampus.

Lagi pula, komputer yang kami miliki bukan komputer server, melainkan hanya komputer PC biasa. Bila memakai VirtualBox, maka artinya ada sistem operasi di dalam sistem operasi. Ini berakibat prosesor dan RAM harus dibagi dua antara Host (misalkan Windows) dan Ubuntu 16.04 yang ada di dalam .vmdk Sister Ristek Dikti. RAM yang tadinya 8 GB dibagi dua, sehingga masing-masing sistem operasi hanya mendapat 4 GB. Demikian pula dengan CPU. Masing-masing hanya mendapat 4 core.

Memasang VirtualBox di VPS

Karena dedicated server tarif sewanya mahal (di atas Rp 1 juta/bulan) sedangkan kampus hanya memberi anggaran Rp 300 ribu/bulan, maka satu-satunya pilihan adalah menyewa Virtual Private Server (VPS). Pertama kali, saya mencoba memakai VPS dari Vultr. Kebetulan Vultr menyediakan semacam Remote Desktop, sehingga saya bisa melihat tampilan layar GUI. Di dalam VPS dipasangi sistem operasi Ubuntu 20.04. Lalu dipasang Gnome karena sulit mengkonfigurasi VirtualBox dari command line. Setelah itu baru diinstal VirtualBox.

Mengunduh (download) lalu mengunggah (upload) file .vmdk berukuran 5,6 GB butuh waktu lama. Sambil menunggu proses itu selesai, saya ngopi dan tiduran.

Setelah file ZIP berisi .vmdk selesai diunggah dan dimekarkan (extract), saya mencoba memasang di VirtualBox. Hasilnya? Error yang tidak bisa diperbaiki. Sepertinya VirtualBox tidak bisa dipasang di VPS.

Memasang Aplikasi Sister Ristek Dikti di Luar VirtualBox

Plan B gagal.
Ambil plan C: Yaitu “mengeluarkan” aplikasi Sister Ristek Dikti berikut databasenya “keluar” dari VirtualBox, lalu dipasang manual di VPS tanpa memakai VirtualBox. Ada sisi bagus dari cara ini, yaitu CPU dan RAM sepenuhnya dipakai oleh aplikasi Sister Ristek Dikti karena memang tidak ada dua sistem operasi yang berjalan bersamaan. Beban server pun menjadi ringan. Sisi buruknya? Ada masalah menanti di depan.

Masalahnya adalah:

  1. Saya tidak tahu password root. Yang saya tahu hanya password untuk akun  admin_sister.
  2. Aplikasinya dibuat memakai framework Laravel.
  3. Menggunakan database PostgreSQL yang lebih rumit dari pada MySQL.

Untuk mereset password Root, di Internet bertebaran tutorialnya. Masalah nomor 1 pun terselesaikan dengan mudah. Tinggal nomor 2 dan 3. Dua masalah ini “sepertinya” bisa diselesaikan dengan cara meng-copy seluruh folder PHP dan database. Jadi tak perlu menginstal Laravel dan menjalankan perintah pg_dump untuk membackup database PostgreSQL. (Belakangan saya akhirnya tahu, ternyata tidak sesederhana ini).

Di VPS telah terinstal:

  • Linux Ubuntu 16.04;
  • Apache;
  • PostgreSQL 9.5;
  • PHP 5.6.

Persis sama dengan yang ada di dalam .vmdk sehingga secara teori tidak akan ditemui masalah.

Dengan menggunakan sFTP, proses penyalinan pun dimulai.
Setelah selesai, langsung dibuka alamat web http://www.sister.namakampus.ac.id
Apa yang muncul?

Terlihat pesan kesalahan yang sangat populer di mata para programmer Laravel:
“Whoops, looks like something went wrong.”

Sangat menyebalkan.
VPS diinstal ulang.
Dicoba lagi.
Masih muncul tulisan “Whoops”.
Diulang lagi. Begitu seterusnya sampai saya melewatkan liburan akhir pekan. Seharusnya bersama keluarga, saya malah sibuk di depan laptop melakukan berbagai uji coba. Proses yang secara teori hanya membutuhkan waktu tak lebih dari 1 jam, ternyata pada prakteknya tidak semudah seperti yang dibayangkan. Mungkin ada langkah yang terlewat. Tapi saat itu saya tidak tahu apa yang terlewat.

Kabar Gembira

Hari Senin, tanggal 1 Februari 2021, jam 15:00 WIB, akhirnya saya berhasil memasang aplikasi Sister Ristek Dikti di VPS tanpa memakai VirtualBox. Entah sebelumnya sudah berapa kali saya menginstal ulang VPS. Bahkan sempat berpindah dari Vultr ke DigitalOcean.

Konfigurasi akhir yang terpasang di VPS adalah:

  • RAM 1 GB;
  • 1 vCPU;
  • Linux Ubuntu 20.04;
  • Nginx 1.19.5;
  • PostgreSQL 9.5;
  • PHP 5.6;
  • Postfix 3.4.13;
  • Sertifikat SSL (https) dari LetsEncrypt;
  • Sister Ristek Dikti update 9.7.2020.

Untuk mengirim email, tidak diperlukan akun Gmail, sebab di VPS telah terpasang Postfix. Setting mail servernya adalah:

  • Driver = smtp
  • Host = localhost
  • Port = 25
  • Username = null
  • Password = null
  • Encryption = null

Saya membuka web browser. Dicoba login. Berhasil. Lalu melakukan pembaruan versi aplikasi dan pembaruan database. Sampai artikel ini dibuat, versi telah diupdate sesuai dengan repository pusat yaitu tanggal 25 Januari 2021 – 09:40:28.

Lelah dan ngantuk akibat begadang selama 3 hari 3 malam, akhirnya terbayar oleh kegembiraan. Aplikasi Sister Ristek Dikti pun siap dipakai oleh kampus. Alhamdulillah.

Kesimpulannya: Untuk “mengeluarkan” aplikasi Sister Ristek Dikti dari VirtualBox, langkah-langkahnya adalah login sebagai root, kemudian mengcopy file-file di folder /var/www dan meng-copy database PostgreSQL di folder /var/lib/postgresql. Saya men-ZIP folder-folder ini agar prosesnya lebih mudah. Dua folder ini kemudian diunggah ke VPS. Yang tak kalah penting adalah memastikan bahwa semua PHP-extension yang dipakai di VirtualBox asal, juga ada di VPS tujuan. Ada satu saja file yang terlewat, maka kita akan kembali melihat tulisan “Whoops” yang menyebalkan.

Percobaan di atas dilakukan pada VPS DigitalOcean dengan tarif US$ 5/bulan (sekitar Rp 70.000/bulan). RAM = 1 GB. Jumlah vCPU = 1. Ketika sedang idle, RAM terpakai 33,24%, dan disk terpakai 10,25% dari total 25 GB yang tersedia. Tentu saja, bila kampusnya besar, sebaiknya menyewa paket yang lebih besar kapasitasnya.

Bila ada bapak atau ibu yang kampusnya belum memakai aplikasi Sister Ristek Dikti, boleh menghubungi saya untuk dibantu dipasangkan. Kampus bapak atau ibu cukup menyediakan satu server (boleh fisik berupa komputer PC, boleh sewa dedicated server, dan boleh juga VPS, tapi jangan shared web hosting) yang telah terinstal Ubuntu versi berapa pun. Disarankan versi terbaru (20.04). Kapasitas disk harus besar, dan harus fresh install. Belum dipasang aplikasi lain. Saya tidak bertanggung jawab bila ada aplikasi lain di dalam server tersebut yang menjadi tidak berfungsi atau malah hilang / terhapus.

Kemudian arahkan A record pada DNS ke IP address server tersebut. Misalkan bila kampus bapak/ibu nama domainnya adalah namakampus.ac.id, maka buat A record bernama sister sehingga nanti alamat aplikasi Sister adalah sister.namakampus.ac.id

Setelah itu, saya minta diberi tahu IP address server dan password root agar saya bisa melakukan instalasi dari jarak jauh.

Donasi instalasi cukup Rp 500 ribu saja. Ditransfer ke Bank BTPN atas nama Mawan Agus Nugroho, nomor rekening 900 1138 6611.

Bila instalasi telah selesai, silakan dicoba mengupdate aplikasi Sister ke versi terbaru. Bila berhasil, maka tugas saya selesai. Password root silakan diganti.

Catatan tanggal 31 Oktober 2021:
Saya pernah memakai VPS dalam negeri bertarif Rp 50.000/bulan yang dilengkapi dengan apps Sister. Cukup sekali klik, maka Sister Ristek Dikti bisa langsung dipakai. Tapi ketika akan diupdate versinya, timbul pesan “Whoops”. Menurut Technical Support, karena RAM-nya kurang / tidak sesuai yang disyaratkan di buku manual.
Dalam hati saya berkata, “Kurang bagaimana? Saya install manual bisa kok.” 🙂

 

Web Hosting