Berlomba Daring

Daring (atau istilah Inggrisnya OnLine) adalah salah satu téknologi terbesar di zaman modéren. Gagasannya bagus, yaitu setiap orang bisa mengéfisiénkan tenaga, waktu, dan uang. Yang dulu harus membawa berkas-berkas ke kantor pusat di kota besar, kini bisa dilakukan dengan sentuhan jari di ponsél sambil tiduran di téras rumah.
Kendala paling besar dari daring adalah lupa kata sandi (password). Bahkan terkadang lupa nama pengguna (username). Sebenarnya ini bisa ditanggulangi dengan menjadikan nomor ponsél sebagai nama pengguna, sedangkan kata sandi dikirim melalui SMS. Masalahnya adalah, banyak perusahaan télékom yang mengharuskan nomor ponsél terus diisi pulsa setiap bulan. Bila lupa “diberi makan”, maka nomornya hangus dan beberapa tahun kemudian dimiliki orang lain. Semoga di masa depan, pemerintah menyediakan satu nomor ponsél menetap (permanén) untuk setiap penduduk. Nomor ponsél ini bisa berupa NIK (misalkan: +62 dilanjutkan dengan 16 angka NIK). Hanya pemerintah yang bisa mengirimi SMS ke nomor ini, sehingga nomor ini bébas spam.
Masalah lain yang ditimbulkan dari téknologi daring adalah setiap badan berlomba membuat layanan daring. Misalkan saja pak RT membuat situs web untuk pendataan warganya. Bila satu masih bagus. Tapi menjadi mengerikan bila sékretaris RT juga membuat situs web, pak RW membuat situs web, Ketua Karang Taruna membuat situs web, pak Lurah tak mau kalah, dan terus ke atas sampai ke departemén atau kementerian tempat kita bekerja. Masing-masing memakai alamat web berbéda, dan membuat sistem Masuk (Login) yang juga berbéda. Akhirnya otak penuh oléh hafalan alamat, nama pengguna, kata sandi, dan kegiatan apa yang harus dilakukan. Bila lupa mengisi, akibatnya bisa potong gaji atau malah dianggap mengundurkan diri. Mengerikan.
Kita bisa belajar kepada Google tentang bagaimana menyederhanakan kekusutan ini. Google punya Gmail, Youtube, Drive, dan puluhan layanan lain. Tapi kita hanya perlu mengingat satu nama pengguna dan satu kata sandi. Bahkan, Google menyediakan OAuth yang bisa dimanfaatkan layanan di luar Google yang ingin menumpang sistem pembuktian keaslian akun (oténtikasi akun).
Masih banyak yang perlu dibenahi di tanah air tercinta ini. Semoga ke depan, téknologi Daring semakin bermanfaat bagi kita, dan bukan malah menjadi beban hidup yang menakutkan.
Mawan A. Nugroho.

Web Hosting

Leave a Reply